Pages

Protected by Copyscape Duplicate Content Finder

Monday, March 14, 2011

Bayang - bayang Gurita - Part 10

Pengendalian Penduduk Secara Selektif
Berbagai Bantuan
Dan Kelompok Yang Menimbulkan Penghancuran
Massal
Terdapat bukti yang “mencurigakan” muncul
Hal itu bagian dari
New World Order (Tatanan Dunia Baru)
Rencana itu untuk menyebarkan penyakit yang mematikan kepada
Dunia
HIV/AIDS menjadi salah satu bagiannya. Alasan di balik ini adalah untuk
mengurangi penduduk dunia secara “selektif”.
Waspadai program-program Suntikan Vaksin dari Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO)!
Ketika Mereka menerapkan Program Vaksinasi di Afrika dan Negaranegara
Dunia Ketiga Lainnya, Hampir Selalu terdapat Penjangkitan
penyakit-penyakit berbahaya di Daeah Yang Sama di mana Program
Vaksinasi dilakukan.
Tahun 1970 Departemen Pertahanan Amerika Serikat Mengeluarkan dana 2
Juta Dolar (sekitar Rp 18 Milyar) per tahun selama 5 tahun untuk
“pembangunan system kekebalan dengan menghancurkan agen-agen
Senjata Biologis”. Inilah sumber dari virus HIV, yang menyebabkan AIDS.
Virus yang dibuat ini kemudian diperkenalkan melalui komunitas
homosexual melalui vaksin hepatitis dan masuk ke Afrika Tengah melalui
vaksin cacar, ini berkat usaha-usaha dari WHO (Organisasi Kesehatan
Dunia)1
Berita Harian dari Teluk Gulf Daily News
10 Oktober 2003
1 http://www.geocities.com/CapitolHill/Lobby/1887/secondessay.html
Virus HIV adalah Agen Biologis, Demikian
Dikatakan Pemenang Nobel
Nairobi: Ahli Lingkungan Kenya Wangari Maathai, perempuan Afrika
pertama yang memenangkan Penghargaan Perdamaian Nobel, kemarin
mengulangi pernyataannya bahwa virus AIDS adalah virus yang sengaja
diciptakan untuk menjadi Agen Biologis.
“Beberapa orang menyatakan bahwa AIDS berasal dari monyet-monyet,
dan saya meragukannya karena kami telah tinggal bersama monyet-monyet
itu sejak jaman dahulu , sementara yang lain menyatakan bahwa itu kutukan
dari Tuhan, tetapi saya katakan bahwa itu tidak dapat seperti itu”.
“Kami orang-orang Hitam dalam keadaan sekarat melebihi orang-orang
manapun di atas planet ini..” Maathai mengatakan ini kepada para wartawan
di Nairobi satu hari setelah memenangkan anugrah nobel untuk
pengabdiannya dalam hak asasi manusia dan mengembalikan fungsi hutan di
seluruh Afrika.
Konspirasi
“Adalah benar bahwa ada beberapa orang yang menciptakan agen-agen
untuk menghilangkan kelompok lain. Jika tidak ada orang-orang seperti itu
maka kita tidak dapat menginvasi Irak”.
“Kita menginvasi Irak karena kita percaya bahwa Saddam Hussein telah
membuat, atau tengah dalam proses menciptakan agen-agen senjata
biologis,”demikian dikatakan Maathai, yang juga Deputy Menteri
Lingkungan dan Sumber Daya Alam Kenya, yang dikenal memiliki reputasi
sebagai pembicara yang berani.
Maathai menambahkan, “Kenyataannya virus HIV diciptakan oleh ilmuwan
spesialis senjata biologis.”
“Mengapa terdapat banyak rahasia tentang AIDS? Ketika anda bertanya dari
mana virus itu berasal, akan menunjuk banyak bendera. Itu membuat saya
curiga.”
Di Afrika sendiri terhitung 25 juta dari 38 juta orang di dunia yang terinfeksi
virus HIV, dan menurut perkiraan UN AIDS (Badan Bantuan PBB)
mayoritas orang Afrika yang terinfeksi adalah perempuan.
Amerika Serikat memberikan selamat kepada Maathai atas kemenangan
memperoleh anugrah Nobel Perdamaian, tetapi sekaligus menimbulkan
kemarahan atas pernyataan Maathai tentang AIDS.
“Kami tidak setuju dengan pernyataan itu.” Pejabat Kenya menunjuk
laporan tentang komentar Maathai yang diterbitkan bulan Agustus di harian
Standard Kenya, di mana Maathai dikutip telah menyebutkan bahwa
”HIV/AIDS diciptakan oleh para ilmuwan.” 2
Mungkin Amerika Serikat akan setuju jika Maathai menyebutkan bahwa
“ilmuwan gila” menciptakan HIV/AIDS. Tidak ada seorang ilmuwan pun di
planet ini yang takut kepada Tuhan dan membuat pengakuan bahwa mereka
menjadi bagian dari proses penciptaan virus itu; inilah ciri khas dari
kejahatan setan yang mana hanya iblis dan pengikut setianya lah yang dapat
melakukannya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bukan juga malaikat. Mereka justru
terlibat dalam sejumlah program vaksinasi di seluruh dunia, yang telah
meninggalkan jejak berbagai penyakit yang mencurigakan dan gangguan
kesehatan setelah mengikuti program-program vaksinasi (terselubung)
mereka.
Berita Terkini dan Komentar dari Penduduk Untuk
Pemeritahan Resmi
18 December 2004
Pada 1969, Pentagon memberikan perintah untuk menciptakan sebuah
penyakit untuk mengganggu system kekebalan (AIDS). Setelah AIDS
tersebar, pemerintah Amerika Serikat dan para ahli teori farmasi bersamasama
untuk menarik keuntungan dari “penyembuhannya”.
2 www.gulf-daily-news.com/Story.asp?
Afrika Selatan menyerang Amerika Serikta melalui Obat AIDS! Partai
Presiden Thabo Mbeki yang tengah berkuasa menerbitkan serangan yang
menyengat hari Jumat terhadap pejabat tinggi kesehatan AS, dan menuduh
mereka memperlakukan orang-orang Afrika seperti “tikus-tikus” dan
berbohong untuk mempromosikan obat kunci AIDS. Berbagai dokumen
yang didapatkan Dr. Edmund C. Tramont, Kepala Institut Kesehatan
Nasional divisi AIDS, yang diperlihatkan oleh kantor berita AP,
menulis kembali sebuah laporan Institut Kesehatan itu untuk
menghilangkan berbagai kesimpulan negatif tentang cara Amerika
Serikat mendanai percobaan obat-obatan yang dilakukan di Uganda,
dan belakangan memerintahkan penelitian untuk melanjutkan tujuantujuan
dari para stafnya.
Staf Dr. Tramont mengkawatirkan tentang adanya catatan membiarkan
berbagai masalah, pelanggaran dari para pelindung pasien federal dan isyuisyu
lain yang terdapat dalam situs penelitian Uganda. “Dr. Tramont senang
bahwa orang-orang Afrika harus diperlakukan sebagai “tikus-tikus”,
diberikan obat-obatan yang ia sangat tahu tidak perlu memakai resep, “
Artikel itu menyatakan : “Dengan kata lain, mereka memasuki konspirasi
dengan perusahaan farmasi untuk mengatakan kebohongan hanya untuk
mempromosikan penjualan nevirapine di Afrika, dengan sama sekali tanpa
mempertimbangkan kebohongan itu berdampak terhadap kesehatan dan
nyawa dari jutaan orang Afrika.”
Kontrak Aids
(Baca artikel politik terbaru yang paling penting :)
Apakah Ada Sebuah Kontrak AIDS ? Oleh Michael Morrissey 24 Juni
1994
Pertanyaan terakhir seharusnya: Apakah AIDS diproduksi di Laboratorium?
Prof. Jakob Segal yakin ia telah memperlihatkan hal itu, namun ia
menjelaskan terlalu jauh. Ia juga yakin ia mengetahui siapa yang
memproduksinya dan mengapa. Segal mengutip dari document yang
dipresentasikan oleh pejabat Pentagon bernama Donald McArthur
pada 9 Juni 1969, kepada Komisi Kongres di mana dibutuhkan 10 Juta
dolar (Rp 180 milyar) untuk mengembangkan sebuah mikroorganisme
baru yang menular dan dapat menghancurkan system kekebalan
manusia, selama 5 sampai 10 tahun. “Apakah penelitian tersebut
dikategorikan sebagai “penyerangan” atau “pertahanan” itu tidak penting,
agar supaya seseorang mampu mempertahankan diri dari virus baru yang
mungkin menyerang, jadi alasannya tetap ada, tetapi yang utama harus
mengembangkan virus.” 3
Kongres Nasional Masyarakat Afrika Selatan Menuduh
“The United States of Aids” (bukan …of America)
Memanipulasi Obat-obatan
Sabtu 18 Desember 2004
Oleh Rebecca Harrison
JOHANNESBURG (Reuters) Partai yang tengah berkuasa di Afrika Selatan
telah menuduh para pejabat tinggi Amerika Serikat memperlakukan orangorang
Afrika seperti “tikus-tikus” di tengah berbagai pertanyaan tentang
percobaan obat kunci HIV/AIDS sebelum Amerika Serikat berada di
belakang penyebaran virus tersebut ke seluruh benua Afrika.
Kongres Nasional Masyarakat Afrika (ANC) menyebutkan dalam situs
internetnya bahwa pejabat kesehatan Amerika Serikat telah “berkonspirasi”
dengan perusahaan obat Jerman Boehringer Ingelheim untuk
menyembunyikan efek yang merugikan dari nevirapine ketika dicoba untuk
digunakan sebagai obat pencegah penularan HIV dari seorang ibu ke
anaknya.
Laporan-laporan media telah mengusulkan untuk dilakukan berbagai
pengujian obat-obatan yang digunakan untuk perempuan hamil di Uganda
yang mengakibatkan cacat dan di mana penggunaan dosis tunggal dari
nevirapine justru menyebabkan orang tersebut menjadi kebal terhadap obat
di masa mendatang.
Amerika Serikat telah menyangkal tuduhan-tuduhan itu dan menyatakan
bahwa masih terdapat beberapa masalah prosedural berkaitan dengan
3 http://www.legitgov.org/
pengujian yang hasilnya menunjukkan penurunan penularan HIV yang
dramatis.
Tetapi Kongres Nasional Masyarakat Afrika mengeluarkan tanggapan yang
keras Jumat malam yang menyatakan, Presiden Bush dan pemerintahannya
yang telah menyebarkan obat-obatan ke seluruh Afrika dengan tindakan
yang jelas-jelas mendukung perusakan benua ini dengan AIDS, harus
bertanggung jawab untuk kelambanan penanganannya.
Kongres Nasional Masyarakat Afrika dalam surat kabar mingguannya
menyatakan : “Para pejabat Amerika Serikat telah memasuki sebuah
konspirasi dengan perusahaan-perusahaan farmasi dengan menyebarkan
kebohongan untuk mempromosikan penjualan nevirapine di Afrika, yang
tanpa mempertimbangkan sama sekali dampak kebohongan tersebut
terhadap kesehatan dan nyawa jutaan orang Afrika.”
Mengutip laporan lembaga pemberitaan Associated Press, yang pertama kali
mengeluarkan cerita tersebut, Kongres Nasional Masyarakat Afrika
menyatakan bahwa para pejabat tinggi Institut Kesehatan Nasional Amerika
dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika (FDA) telah mengatur
sedemikian rupa untuk menarik kembali pendaftaran obat Amerika, ketika
perhatian terhadap obat-obatan tengah ditingkatkan.
“TIDAK ADA YANG MEMPERHATIKAN KESELAMATAN WARGA
MASYARAKAT”
Kongres Nasional Masyarakat Afrika mengutip laporan yang menyatakan
bahwa Institut Kesehatan Nasional Amerika mengetahui bahwa ada masalah
obat-obatan, namun tidak melaporkan ke Gedung Putih sebelum Bush
akhirnya mengeluarkan rencana untuk mendistribusikan obat-obatan tersebut
ke seluruh Afrika.
Tidak ada sama sekali tanggapan yang cepat dari Pemerintah Amerika atas
tuduhan Kongres Nasional Masyarakat Afrika tersebut.
Namun Institut Nasional Amerika Untuk Alergi dan Penyakit Infeksi
(NIAID), sebuah unit dari Institut Kesehatan Nasional Amerika yang
membiayai penelitiannya, menyangkal pernyataan dalam situs internet
tanggal 17 Desember tersebut, bahwa para pejabat memilih untuk tidak
melaporkan ke Gedung Putih dengan alasan masalah-masalah keamanan
obat-obatan tersebut.
NIAID menyatakan hanya terdapat masalah prosedural saja yang
teridentifikasi saat Presiden mengumumkan program ADIS nya.
“ Para pejabat Institut Kesehatan Nasional Amerika tidak melaporkan
secara langsung kepada Gedung Putih mengenai masalah prosedural yang
teridentifikasi pada awal tahun 2002 karena mereka tidak menanggung
keselamatan/ keamanan dan kemanjuran dari dosis tunggal nevirapine yang
digunakan untuk mencegah penularan HIV dari seorang ibu kepada
bayinya,” demikian dinyatakan NIAID.
Perusahaan farmasi swasta Boehringer Ingelheim menyatakan bahwa
nevirapine tidaklah ideal tetapi dapat memenuhi target di Afrika dan tidak
ada efek yang merugikan selama pemakaiannya untuk terapi jangka panjang,
maupun terapi jangka pendek untuk ibu hamil.
“Nevirapine bukan pemecahan yang optimal, tetapi dapat menangani dan
tidak ada yang lebih baik untuk memberikan pertolongan bagi negaranegara
miskin untuk mencegah penularan ibu yang terinfeksi positif virus
HIV kepada anak-anak nya,” demikian dikatakan juru bicara perusahaan di
Jerman.
Perusahaan tersebut menyatakan dalam situs internet tentang sebuah audit di
tahun 2002 untuk pelaksanaan di Uganda di mana sebuah penelitian
penyembuhan infeksi HIV dikirim ke Intitut Kesehatan Nasional Amerika,
ke penyelidik Uganda dan Amerika Serikat “untuk membuat sebuah koreksi
yang cepat mengenai kekurangan prosedural yang sudah dicatat sebelum
audit dilakukan terhadap rencana FDA."
HIV/AIDS telah membunuh hingga 2,2 juta orang Afrika di tahun 2003 dan
sekitar 2/3 dari 38 juta orang di dunia yang terinfeksi AIDS hidup di sub
Sahara Afrika, demikian menurut PBB. Afrika Selatan adalah negara yang
memiliki kasus HIV/AIDS tertinggi di dunia. 4
(Reuters 2004)
4 http://www.reuters.com/newsArticle.jhtml;jsessionid=0DHCD5OMO0H44CRBAE0CFFA
Whistle Blowers
• Dr. Kary Mullis, Ahli Bio-kimia, Pemenang Penghargaan Nobel di
tahun 1993 untuk Kimia:
“Jika ada bukti-bukti bahwa HIV
menyebabkan AIDS, harus ada dokumen
ilmiah, baik secara perorangan maupun
kolektif yang menunjukkan fakta, setidaknya yang memiliki kemungkinan
yang besar. Tetapi tidak ada dokumen seperti itu.” (Sunday Times, London, 28
Nov. 1993)
• Dr. Heinz Ludwig Sänger, Professor ahli Biologi Molecular dan
Virology, dari Intitut Max-Planck untuk Biokimia, München. Robert
Koch Award 1978:
“Hingga kini sebenarnya tidak ditemukan satu pun bukti-bukti ilmiah yang
benar-benar dapat meyakinkan tentang keberadaaan HIV. Bahkan tidak
sekalipun virus-virus itu terisolasi dan termurnikan dengan metode-metode
klasik ilmu virology (yang mempelajari virus).”
(Letter to Süddeutsche Zeitung 2000)
• Dr. Serge Lang, Professor Matematika, Universitas Yale:
“Saya tidak melihat hubungan sebab akibat antara HIV dan penyakit
apapun yang telah ada. Saya telah melihat bukti yang dapat
dipertimbangkan bahwa tidak ada angka statistik yang benar mengenai
HIV dan AIDS yang telah diperhitungkan secara ilmiah, dan keanggotaan
para ilmuwan di tingkat yang tinggi telah menunjukkan kecerobohannya,
jika bukan tak bertanggung jawab, bersama-sama media menyebarkan
informasi yang salah tentang sifat-sifat dari AIDS.” (Yale Scientific,
Musim Gugur 1994)
• Dr. Harry Rubin, Professor Biologi Molecular dan Sel, Universitas
Kalifornia di Berkeley:
“Tidak terbukti bahwa AIDS disebabkan infeksi
HIV, tidak pula terbukti bahwa AIDS berperan
menimbulkan gejala penyakit apapun.” 3
(Sunday Times (London) April 1994)
• Dr. Richard Strohman, Professor ahli Biologi sel di Universitas
Kalifornia di Berkeley:
“Pada masa lalu disyaratkan bahwa para
ilmuwan harus menyatakan berbagai
kemungkinan untuk pembuktian hipotesis
mereka, baik yang salah maupun yang benar.
Namun saat ini tidak ada satupun dalam
standard program HIV-AIDS padahal dengan
dana milyaran dolar.” (Penthouse April 1994)
• Dr. Harvey Bialy, Ahli Biologi Molecular, +Mantan editor
(Bio/Technology dan Nature Biotechnology)
“HIV adalah turunan virus biasa. Tidak ada
hal yang unik mengenai virus ini. Segala
yang ditemukan mengenai HIV memiliki
analogi dalam turunan virus-virus lain yang
tidak menyebabkan AIDS. HIV hanya berisi serpihan informasi genetic
yang sangat kecil. Tidak ada cara yang dapat dilakukan untuk
mengelaborasi hal-hal yang mereka katakana. ”
(Spin Juni 1992)
• Dr. Roger Cunningham, Ahli Kekebalan Tubuh, Ahli Mikrobiologi,
dan Direktur Pusat Kekebalan Tubuh di State University of New York
di Buffalo:
“Sayang sekali munculnya AIDS seperti membentuk tantangan yang mundur
secara intensif terhadap dogma yang ada di satu sisi, di sisi lain sering kali
secara terus menerus mendikreditkan ide-ide.”
(Sunday Times, London, 3 April 1994)
• Dr. Gordon Stewart, Professor Kesehatan Masyarakat, Universitas
Glasgow:
“AIDS adalah penyakit perilaku, yang sebabkan
berbagai factor, yang diakibatkan oleh beberapa
ketegangan secara simultan yang merusak
system kekebalan tubuh, seperti obat-obatan, zat
kimiawi, rekreasi dan penularan penyakit secara
seksual , berbagai infeksi oleh virus.”
(Spin Juni 1992)
• Dr. Alfred Hässig, (1921-1999), Mantan Professor Ilmu Kekebalan
Tubuh Universitas Bern, dan mantan direktur Bank Darah Palang
Merah Swiss:
“Kalimat kematian yang menyertai
diagnosis medis dari AIDS harus di
hilangkan.”
(Sunday Times, London, 3 April 1994)
• Dr. Charles Thomas, Mantan Professor Bio-Kimia, Universitas
Harvard dan Universitas John Hopkins:
“Dogma bahwa HIV menyebabkan AIDS mewakili penghancuran moral
yang paling besar dan mungkin penipuan yang paling jahat yang pernah
dilakukan terhadap kaum muda, baik laki-laki maupun perempuan di dunia
Barat.”
(Sunday Times London, 3 April 1994)
• Dr. Joseph Sonnabend, Dokter New York, Pendiri Yayasan Amerika
untuk Penelitian AIDS (AMFAR)
“Pemasaran HIV, melalui edaran pers
dan berbagai peryataan, dinyatakan
sebagai virus mematikan yang
menyebabkan AIDS, tidak ada factorfaktor
lain, itu merupakan penelitian dan
penanganan yang sudah sangat berubah
dari aslinya, yang bisa menyebabkan
ribuan orang menderita dan mati.” (Sunday times, London, 17 May 1992)
• Dr. Andrew Herxheimer, Professor Farmakology, Pusat Cochrane
Inggris, Oxford:
“Saya pikir zidovudine (AZT) tidak pernah benarbenar
dievaluasi dengan semestinya, dan
kemanjurannya tidak pernah terbukti, tetapi justru
zat racunnya yang pasti harus diperhatikan. Dan
saya pikir zidovudine sudah membunuh banyak
orang. Khususnya yang mendapatkan resep dengan
dosis tinggi. Menurut saya pribadi sama sekali
tidak berguna menggunakannya, baik digunakan
sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain. ”
(Continuum Oktober, 2000)
• Dr. Etienne de Harven, Professor Ahli Pathology, Universitas
Toronto:
“Dengan dominasi media, kelompokkelompok
penekan yang khusus dan dengan
kepentingan dari beberapa perusahaan
farmasi, pemantapan upaya AIDS sebagai
pengendali penyakit menjadi kehilangan
kontak dengan para ilmuwan kedokteran yang berpikiran luas, saling
menilai segala perkembangan, karena hipotesis HIV/AIDS tidak pernah
terbukti, meski telah menerima 100% berbagai dana penelitian,
sementara hipotesis-hipotesis lainnya malah diabaikan.”
(Reappraising AIDS Nov./Dec. 1998)
• Dr. Bernard Forscher, Mantan editor Pengembangan Akademi Ilmu
Pengetahuan Nasional Amerika Serikat:
“Peringkat hipotesis HIV dengan teori “udara
buruk” seperti malaria dan teori infeksi bakteri
dari beriberi dan pellagra (disebabkan
kekuarangan gizi). Ini olok-olok yang kemudian
menjadi penipuan semata-mata untuk mencari
keuntungan.” (Sunday Times, London, 3 April 1994)
Penularan Polio Besar-besaran Dilaporkan Terjadi
di Nigeria
Jumat 2 Juli 2004
Oleh Oloche Samuel, Associated Press Writer
KANO, Nigeria – Penularan penyakit polio dalam skala besar, yang menjadi
tanda tanya, dilaporkan hari Jumat, telah menyerang anak-anak di Nigeria
Utara yang umumnya adalah penduduk Muslim. Mereka akhirnya
memboykot kampanye imunisasi dan penguasa lokal menyerukan untuk
sesegera mungkin menyetop imunisasi untuk mencegah penyebaran yang
lebih luas.
Penularan skala besar yang mencurigakan ini terjadi di negara bagian Kano,
salah satu dari beberapa daerah di Nigeria Utara yang diberikan vaksinasi
polio yang merupakan vaksin-vaksin yang diberikan Amerika Serikat
sebagai sumbangan untuk penduduk muslim, yang ternyata juga membuat
anak-anak menjadi steril atau tidak akan mempunyai keturunan.
Pada hari Jumat, pejabat lokal di Negara bagian Kano, Rogo mengungkap
bahwa mereka telah merekam puluhan kasus polio yang mencurigakan
dalam minggu-minggu terakhir. Rogo terletak 60 mil (96 kilometer) sebelah
tenggara ibu kota negara bagian, yang juga bernama Kano.
Setiap 15 kecamatan di Rogo terlihat rata-rata memiliki 2 kasus, Nasril
Dalha, Wakil Ketua Dewan Kota menyatakan kepada Radio independen
lokal. Semua kasus memperlihatkan gejala-gejala demam, lemas, kaku di
bagian leher dan rasa sakit di bagian persendian, yang semuanya
berhubungan dengan polio, di mana beberapa diantara kasus tersebut telah
menyebabkan kelumpuhan.
Dalha menyerukan agar Gubernur Negara Bagian Kano dan
pemerintahannya segera melakukan intervensi.
"Jika ini tiak segera diatasi , saya kawatir akan lebih banyak lagi anak-anak
terkena dampaknya,” Ia menambahkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengirimkan sebuah tim ke
daerah tersebut untuk mengevaluasi penularan polio yang dilaporkan,
demikian seorang pejabat WHO berkata hari Jumat, membicarakan kondisi
yang belum diketahui pasti. “Kecuali jika dilakukan beberapa pengujian,
kita tidak dapat mengatakan bahwa itu polio.” Demikian dikatakan si
pejabat.
Pada bulan September (2004-red), Shekarau menunda keikut-sertaan
program imunisasi global di berbagai lokasi, karena para ilmuwan lokal
telah menemukan hormon dalam vaksin yang dibuat di luar negeri yang
dikawatirkan dapat menyebabkan para perempuan menjadi mandul.
Beberapa pemimpin Islam lokal menuduh Pemerintah Federal Nigeria
menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Amerika untuk menghabiskan
orang-orang Muslim dengan menggunakan vaksin.
Sementara WHO bersikeras menyatakan bahwa vaksin itu aman, dan
menyangkal bahwa program vaksinasi dapat menimbulkan kembali ancaman
penyakit kelumpuhan.
Kano kemudian melanjutkan untuk menghindari vaksinasi setelah beberapa
negara bagian ikut bersama-sama membuat kampanye pada bulan Maret. 5
“Artikel di atas hanyalah salah satu dari ratusan artikel serupa yang
menunjukkan kemungkinan kaitanyang melibatkan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) dalam berbagai penyakit misterius yang muncul smengikuti
program-program vaksinasi. ”
Apakah Berbagai Vaksin
Menyebabkan Penyakit dari pada Menyembuhkan?
Oleh Alan Cantwell, Jr., M.D.
Berbagai Eksperimen Vaksin Terselubung
Menggunakan anak-anak sebagai tikus percobaan dalam berbagai
eksperimen pemberian vaksin yang berpotensi membahayakan si anak,
adalah mimpi terburuk bagi para orang tua. Namun hal ini telah terjadi di
tahun 1989-1991 ketika “Kaiser Permanente” di Kalifornia Selatan dan
Pusat-pusat Pengendalian Penyakit (CDC) lainnya bersama-sama melakukan
eksperimen vaksin campak. Tanpa menyingkap apa yang sebenarnya terjadi
kepada para orang tua, vaksin campak “high titre” buatan Yugoslavia
Edmonton-Zagreb telah diuji coba pada 1500 anak-anak miskin keturunan
orang hitam dan latin, di kota Los Angeles. Vaksin tersebut sangat
direkomendasikan oleh WHO, vaksin yang juga sebelumnya diuji coba
untuk disuntikkan kepada para bayi di Meksiko, Haiti dan Afrika. Program
itu tidak dilanjutkan ketika kemudian didapati banyak anak-anak meninggal
dunia dalam jumlah yang besar.
Sulit dipercaya, vaksin campak menyebabkan penindasan terhadap system
kekebalan tubuh anak-anak dalam waktu panjang selama 6 bulan sampai 3
5 Fri Jul 2, 2004 1:09 PM ET
By OLOCHE SAMUEL, Associated Press Writer
http://us.rd.yahoo.com/DailyNews/manual/*http://news.search.yahoo.com/search/news?fr=newsstorylinks&
p=%22World%20Health%20Organization%22&c=&n=20&yn=c&c=news&cs=nw
http://us.rd.yahoo.com/DailyNews/manual/*http://search.yahoo.com/search?fr=webstorylinks&
p=World%20Health%20Organization"
tahun. Akibatnya, anak-anak yang diberi vaksin mengalami penurunan
kekebalan tubuh dan meninggal dunia dalam jumlah besar dari penyakitpenyakit
lainnya, lebih banyak dari anak-anak yang tidak pernah diberi
vaksin.
Yang lebih tragis, bayi-bayi perempuan Afrika diberi dosis dua kali dari
bayi-bayi laki-laki, karenanya bayi-bayi perempuan mengalami tingkat
kematian yang lebih tinggi. WHO kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut
dari pasar di tahun 1992.
Ironisnya, vaksin campak E-Z yang diuji coba oleh Kaiser terhadap bayibayi
kelompok minoritas seharusnya dapat meningkatkan system kekebalan
tubuh bayi-bayi yang baru lahir. Namun kebalikannya vaksin tersebut justru
menimbulkan efek penyakit. Sebuah editorial Times, Los Angeles 20 Juni
1996, menjamin para pembacanya bahwa “tidak ada satu pun dari 1,500
bayicacat sebagai akibat vaksin yang tidak berlisensi” dan juga menyebut
Pusat Pengendali Penyakit (CDC) untuk menjamin bahwa percobaanpercobaan
vaksin campak E-Z tidak akan pernah terjadi lagi.
Seseorang mempertanyakan seberapa banyak rahasia dari eksperimeneksperimen
vaksin yang dilakukan para pejabat kesehatan yang ternyata
tidak pernah diketahui masyarakat umum. Selama dua tahun eksperimen
vaksin campak dilakukan, saya dipekerjakan oleh Kaiser dan saya tidak
pernah tahu apapun mengenai percobaan itu hingga saya membacanya dalam
laporan Times 5 tahun kemudian, di tahun 1996.
Di kota-kota di seluruh negeri jumlah kasus penyakit asma tiba-tiba meledak
dan para pejabat kesehatan tidak mengetahuinya mengapa itu terjadi.
Menurut CDC, 5000 penderita asma meninggal dunia setiap tahunnya, dan
diperkirakan 17,3 juta orang (4,8 juta diantaranya anak-anak) menderita
dari penyakit itu, meningkat dari 6,7 juta penderita di tahun 1980. Asma
biasanya mulai menyerang pada usia di bawah 6 tahun, dan orang hitam
biasanya dua sampai 3 kali lebih banyak yang cenderung meninggal dunia
dibandingkan penduduk berkulit putih. Di wilayah Bronx dan Harlem di
kota New York, tingkat perawatan di rumah sakit untuk penyakit asma 21
kali lebih tinggi dari pada daerah-daerah lain yang terserang di kota New
York.
Dapatkah peningkatan penyakit asma secara tajam di kalangan anak-anak
hitam berkaitan dengan penindasan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
serangan dari vaksin-vaksin dan juga karena kurangnya kualitas perawatan
dan asuransi kesehatan, kemiskinan dan factor-faktor lingkungan?
Para pejabat kesehatan tidak pernah mengangkat ke permukaan
kemungkinan keterkaitan antara penindasan kekebalan tubuh akibat vaksin
dengan berbagai penyakit seperti asma.
Dengan berbagai eksperimen vaksin yang sering dilakukan di Afrika dan
sekarang terhadap orang hitam Amerika, tidaklah mengherankan jika satu
dari 4 orang Amerika keturunan Afrika percaya bahwa AIDS sengaja
dikembangkan sebagai upaya pemerintah Amerika Serikat untuk
pembersihan etnik, khususnya menghabiskan penduduk berkulit hitam.
Namun eksperimen-eksperimen vaksin di tahun 1990-an tidak terbatas pada
orang hitam. Jutaan perempuan Meksiko, Nikaragua, dan Filipina telah
menjadi korban penipuan yang harus mengikuti program vaksin tetanus, di
mana beberapa diantaranya diisi hormon perempuan yang dapat
menyebabkan keguguran pada ibu hamil dan kemandulan. Di tahun 1995,
sebuah organisasi hak azasi manusia Katolik yang disebut Kehidupan
Manusia Internasional (Human Life International) menuduh WHO telah
mempromosikan vaksin tetanus buatan Kanada yang ditambahkan hormon
kehamilan yang disebut “human choriogonadotropic hormone (HCG)”.
Kecurigaan semakin meningkat ketika vaksin tetanus ditulis dalam resep
dengan dosis yang tidak wajar yakni lima kali lebih banyak dengan suntikan
dalam waktu 3 bulan, dan hanya direkomendasikan untuk perempuan di usia
produktif. Ketika sejumlah perempuan di luar normal mengalami
pendarahan dan keguguran setelah mendapat suntikan, sebuah hormon
tambahan dituding sebagai penyebabnya.
Tiba-tiba WHO melakukan percobaan vaksin anti kemandulan selama lebih
dari 20 tahun. Perempuan-perempuan yang mendapat suntikan tetanus yang
ditambahkan hormon bukan hanya mengembangkan antibody terhadap
tetanus, tetapi juga mengembangkan antibody yang membahayakan bagi
hormon kehamilan. Tanpa hormon HCG ini pertumbuhan janin akan
terganggu. Akibatnya, vaksin yang diberi tambahan diberikan sebagai alat
kontrasepsi terselubung. Komisi yang melakukan analisa vaksin, Asosiasi
Kedokteran Filipina mendapati 20% dari vaksin tetanus WHO
terkontaminasi dengan hormon. Tidak mengherankan, kemudian WHO
menyangkal semua tuduhan itu sebagai “tuduhan tanpa dasar yang sama
sekali tidak benar”, dan sebagian besar media tidak pernah
memberitakannya sebagai sebuah kontroversi. Untuk mengetahui isyu ini
secara lebih rinci, dapat berkonsultasi dengan situs internet Human Life
International (www.hli.org).
Bukti terbaru dari pengujian Vaksin menunjukkan pula resiko yang serius.
Pada Oktober 1999 sebuah vaksin untuk melawan infeksi “rotavirus” (yang
menyebabkan mayoritas kasus diare pada anak-anak) ditarik dari pasaran.
Satu tahun setelah vaksin RotaShield disuntikkan kepada lebih dari satu juta
bayi, ternyata didapati dapat meningkatkan resiko gangguan perut /
pencernaan. Hampir 100 kasus gangguan pencernaan dilaporkan ke
pemerintah, dan 20 bayi terkena gangguan pencernaan dalam waktu satu
atau dua minggu setelah mendapat vaksin. 6
Berita Terbaru dari Penduduk
Untuk Pemerintahan Resmi
6 Oktober 2004
Senjata Penghancur Massal Terbaru Amerika Serikat
Pembunuh virus flu diciptakan kembali di dalam Laboratorium. Para
ilmuwan telah memperlihatkan bahwa ada perubahan kecil pada virus flu
modern yang dapat menjadikan virus-virus itu menjadi gangguan yang
sangat mematikan seperti yang terjadi di tahun 1918, yang telah membunuh
jutaan orang. Sebuah tim eksperimen Amerika menambahkan dua macam
gen dari sample virus tahun 1918 kepada virus modern, yang diketahui tidak
memiliki pengaruh pada tikus-tikus. Namun binatang-binatang yang diberi
formula ini menjadi sekarat dalam beberapa hari, dengan gejala-gejala yang
sama yang didapati pada para korban wabah di tahun 1918. 7
Cacar


2B Continued...



Part 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14... Daftar Pustaka


CREDIT : WIND OF CHANGE

0 comments:

Post a Comment

 

The Most Reliable Hosting Service

Friends